Indonesia merupakan negara kepulauan yang rawan menghadapi bencana alam. Letaknya yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik besar menyebabkan Indonesia rentan terhadap gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Selain itu, iklim tropis di Indonesia juga menyebabkan bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan, dan puting beliung kerap terjadi.
Menurut data BNPB, sepanjang tahun 2021 terdapat 2.925 bencana di Indonesia yang menyebabkan kerugian hingga Rp32,9 triliun dan korban jiwa sebanyak 479 orang. Jumlah ini meningkat dibanding tahun 2020 yang mencatat 2.925 kejadian bencana. Oleh karena itu, upaya mitigasi bencana dan peningkatan kesiapsiagaan masyarakat menjadi hal yang sangat penting.
Kesiapsiagaan Pemerintah
Pemerintah telah membentuk lembaga khusus yang menangani penanggulangan bencana, yaitu BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). BNPB memiliki tugas untuk menyusun kebijakan, standar, dan prosedur penanggulangan bencana. Selain itu, BNPB juga bertugas untuk mengoordinasikan kegiatan penanggulangan bencana secara terpadu dan terintegrasi.
Di setiap provinsi dan kabupaten/kota juga telah dibentuk BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) yang bertugas mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana di wilayahnya masing-masing. BPBD bekerja sama dengan instansi terkait dan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, dan pemulihan pascabencana.
Beberapa program dan kegiatan yang dilakukan BPBD antara lain:
- Pelatihan relawan siaga bencana
- Pembuatan peta rawan bencana
- Sosialisasi dan simulasi menghadapi bencana
- Pengadaan peralatan dan logistik tanggap darurat
- Pembuatan sistem peringatan dini bencana
Peran Masyarakat
Selain upaya pemerintah, peran serta masyarakat juga sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan masyarakat:
1. Membentuk Kelompok Siaga Bencana
Di setiap desa/kelurahan perlu dibentuk kelompok siaga bencana atau yang biasa disebut dengan tagana (taruna siaga bencana). Tagana bertugas untuk melakukan sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan masyarakat dalam menghadapi bencana.
2. Pelatihan dan Simulasi
Masyarakat perlu diberikan pelatihan dan simulasi mengenai prosedur evakuasi, pertolongan pertama pada korban bencana, dan hal-hal yang perlu dilakukan saat tanggap darurat. Simulasi secara berkala sangat penting untuk meningkatkan kesiapan dan ketanggapan.
3. Sosialisasi Informasi Rawan Bencana
Informasi daerah rawan bencana dan prosedur evakuasi perlu disosialisasikan ke seluruh masyarakat. Peta jalur evakuasi dan titik kumpul sementara perlu dipasang di tempat-tempat umum.
4. Persiapan Darurat Keluarga
Setiap keluarga perlu mempersiapkan perbekalan darurat yang mencukupi untuk 3 hari, obat-obatan, pakaian, selimut, senter, dan dokumen penting dalam tas siaga bencana.
5. Peran Media dan Lembaga Pendidikan
Media dan lembaga pendidikan memegang peranan penting untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang bencana dan mitigasinya. Materi pengurangan risiko bencana perlu dimasukkan dalam kurikulum sekolah.
Kesiapsiagaan Masyarakat Desa Tiyingtali
Sebagai contoh kongkrit upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, Desa Tiyingtali di Kabupaten Karangasem, Bali, baru-baru ini menggelar pelatihan untuk anggota Linmas (Perlindungan Masyarakat).
Pelatihan ini diikuti oleh 31 anggota Linmas Desa Tiyingtali dan materi disampaikan oleh Sekretaris BPBD Karangasem. Para peserta diberikan materi teori dan simulasi agar mampu melakukan evakuasi mandiri dan mengurangi risiko bencana.
Menurut Sekretaris BPBD Karangasem, tujuan dari pelatihan ini adalah agar masyarakat mampu melakukan mitigasi bencana secara mandiri. Saat bencana terjadi, masyarakat diharapkan mampu menyelamatkan diri dan keluarga, serta cepat pulih pascabencana.
Pelatihan serupa perlu digelar secara berkala dan berkesinambungan di seluruh desa/kelurahan. Dengan demikian, kesiapsiagaan dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana dapat terus ditingkatkan.
Kesimpulan
Meningkatkan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Upaya yang dilakukan harus terencana, terpadu, dan berkelanjutan agar masyarakat makin tangguh dan siap saat bencana terjadi. Dengan persiapan yang matang, risiko korban jiwa dan kerugian materiil akibat bencana dapat dikurangi.