MENGANTISIPASI BENCANA ALAM DI KABUPATEN KARANGASEM, BALI

Kabupaten Karangasem, yang terletak di ujung timur Pulau Bali, merupakan salah satu wilayah yang rawan mengalami berbagai bencana alam saat musim hujan tiba. Berdasarkan pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karangasem, setidaknya terdapat 41 desa dari 78 desa yang ada berpotensi mengalami tanah longsor. Selain itu, banjir dan angin puting beliung yang menumbangkan pohon juga menjadi ancaman di sejumlah wilayah.

Keadaan geografis Kabupaten Karangasem yang sebagian besar berbukit-bukit menyebabkan tanahnya rentan longsor saat curah hujan tinggi. Apalagi, sebagian wilayahnya berada di kaki Gunung Agung, gunung berapi terbesar di Bali yang masih aktif hingga kini. Material vulkanik dari letusan Gunung Agung di masa lalu telah menumpuk di beberapa tempat dan membentuk tanah yang labil.

Wilayah Rawan Longsor di Kabupaten Karangasem

Berdasarkan pemetaan BPBD Kabupaten Karangasem, wilayah rawan longsor paling banyak berada di Kecamatan Selat, yakni 8 desa. Selain itu, Kecamatan Abang dengan 5 desa, Kecamatan Sidemen dengan 6 desa, dan Kecamatan Karangasem dengan 6 desa juga masuk zona rawan longsor.

Beberapa desa yang selalu dilanda longsor setiap kali musim hujan tiba adalah Desa Bunutan, Desa Tista, Desa Tiyingtali, dan Desa Tri Buana di Kecamatan Abang. Di Kecamatan Selat, Desa Muncan dan Desa Duda Timur kerap menjadi langganan longsor. Sementara di Kecamatan Sidemen, Desa Sangkan Gunung dan Desa Sinduwati sering terdampak tanah longsor.

Faktor utama yang menyebabkan longsor di wilayah-wilayah tersebut adalah material vulkanik dari Gunung Agung yang mendominasi. Curah hujan tinggi menyebabkan material ini jadi labil dan mudah longsor. Selain itu, kemiringan lereng yang curam juga memicu terjadinya tanah longsor.

Ancaman Banjir di Kabupaten Karangasem

Selain tanah longsor, banjir juga mengancam sejumlah wilayah di Kabupaten Karangasem saat musim penghujan. Di kawasan perkotaan, penyebab utama banjir adalah drainase yang tersumbat sampah sehingga tidak mampu menampung debit air hujan yang tinggi. Akibatnya, air meluap ke jalanan dan pemukiman warga.

Salah satu wilayah rawan banjir di Kabupaten Karangasem adalah Desa Seraya, Kecamatan Karangasem. Penyebab utamanya adalah adanya sungai mati yang melintasi desa ini. Saat musim hujan, debit sungai mati ini melonjak drastis dan berpotensi meluap menggenangi pemukiman warga.

Bahaya Pohon Tumbang di Kabupaten Karangasem

Hampir seluruh wilayah di Kabupaten Karangasem berpotensi mengalami pohon tumbang saat musim hujan dan angin kencang menerjang. Pohon-pohon besar dan berusia ratusan tahun yang tumbuh di tepi jalan maupun pemukiman rawan tumbang dan menimpa warga.

Beberapa kejadian pohon tumbang yang pernah terjadi dan menyebabkan korban jiwa di Kabupaten Karangasem adalah di Desa Bebandem, Kecamatan Bebandem pada 2018 lalu. Sebatang pohon kelapa tumbang menimpa seorang bocah hingga tewas. Pada 2017, pohon sawo tumbang di Desa Antiga, Kecamatan Manggis dan menewaskan seorang wanita.

Upaya Penanggulangan Bencana oleh Pemerintah dan Warga

Untuk mengantisipasi berbagai bencana alam yang rawan terjadi saat musim hujan, Pemerintah Kabupaten Karangasem bersama BPBD telah melakukan berbagai upaya, di antaranya:

  • Melakukan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkala untuk pemutakhiran data
  • Memasang rambu-rambu peringatan di wilayah rawan longsor dan pohon tumbang
  • Melakukan pengerukan dan perbaikan drainase guna mengurangi genangan
  • Menggalakkan penanaman pohon di lereng guna mengurangi erosi
  • Melakukan pemangkasan dan penebangan pohon berbahaya yang berpotensi tumbang
  • Mensosialisasikan budaya sadar bencana kepada warga
  • Melakukan simulasi dan latihan tanggap darurat bencana secara berkala
  • Menyiapkan lokasi evakuasi dan peralatan tanggap darurat

Di sisi lain, masyarakat Kabupaten Karangasem juga telah meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Beberapa yang dilakukan warga adalah:

  • Membuat rumah dengan konstruksi tahan gempa dan menghindari pemukiman di lereng terjal
  • Rutin membersihkan saluran drainase dan selokan di lingkungan rumah
  • Tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat aliran air
  • Melaporkan kondisi pohon berbahaya yang berpotensi tumbang kepada pihak berwenang
  • Mengikuti pelatihan tanggap darurat bencana yang digelar pemerintah atau BPBD
  • Menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen, obat-obatan, makanan siap saji, dan lainnya
  • Senantiasa waspada dan mengikuti peringatan dini dari pemerintah terkait potensi bencana

Kesiapsiagaan Pemerintah Kabupaten Karangasem Menghadapi Musim Hujan

Menjelang datangnya musim hujan tahun ini, Pemerintah Kabupaten Karangasem dipimpin Bupati I Wayan Geredeg telah menggelar rapat koordinasi kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana alam. Beberapa hal yang dilakukan adalah:

1. Pembersihan Drainase dan Saluran Air

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karangasem telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan drainase dan saluran air di wilayah rawan banjir. Total ada 41 lokasi yang menjadi prioritas pembersihan saluran drainase guna mencegah genangan dan banjir di musim hujan mendatang.

2. Perbaikan Jalan dan Talud Rawan Longsor

Berdasarkan data BPBD, ada puluhan ruas jalan yang rawan longsor karena tebingnya terkikis dan rapuh. PUPR Kabupaten Karangasem juga tengah melakukan perbaikan talud dan tebing di ruas-ruas jalan tersebut agar tidak mudah longsor saat hujan deras. Selain itu, pemasangan pilar penahan tanah juga dilakukan di beberapa titik rawan.

3. Pemangkasan dan Penebangan Pohon Berbahaya

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Karangasem tengah mengidentifikasi pohon-pohon tua dan berpotensi tumbang untuk segera dilakukan pemangkasan atau penebangan. Pemangkasan dilakukan untuk meringankan beban ranting dan daun, sementara penebangan untuk pohon yang sudah terlalu tua dan berisiko tinggi tumbang.

4. Sosialisasi dan Simulasi Kesiapsiagaan

BPBD Kabupaten Karangasem aktif melakukan sosialisasi dan simulasi kesiapsiagaan menghadapi bencana kepada warga. Mulai dari cara mengenali potensi bencana, tindakan saat tanggap darurat, hingga pengungsian dan evakuasi. Simulasi tanggap darurat bencana juga rutin digelar dengan melibatkan relawan siaga bencana.

5. Peningkatan Kapasitas Relawan Siaga Bencana

Jumlah relawan siaga bencana terus ditingkatkan di setiap desa dan dilatih secara rutin. Pelatihan meliputi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K), evakuasi korban, manajemen pengungsian, hingga koordinasi logistik bantuan. Relawan siaga bencana sangat dibutuhkan peran aktifnya saat tanggap darurat bencana.

6. Penyiapan Lokasi Evakuasi Sementara

Lokasi evakuasi sementara disiapkan di tempat-tempat yang aman dari jangkauan bencana seperti lapangan, gedung olahraga, balai desa, dan sekolah. Lokasi evakuasi dilengkapi dengan fasilitas darurat seperti tenda, kasur, selimut, dapur umum, dan toilets. Bantuan logistik juga disiapkan untuk para pengungsi.

7. Perbaikan Sistem Peringatan Dini

Sistem peringatan dini akan ditingkatkan dengan pemasangan alat pemantau cuaca yang terhubung dengan BPBD dan pusat komando tanggap darurat bencana. Saat terdeteksi potensi bencana, alarm dan sirine peringatan dini akan segera dibunyikan untuk meminta warga segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

8. Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Puskesmas

Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem juga meningkatkan kesiapsiagaan rumah sakit dan puskesmas dalam menghadapi peningkatan pasien akibat bencana. Obat-obatan, peralatan medis, dan darah disiapkan secara khusus untuk kebutuhan tanggap darurat. Tendatenda dan fasilitas kesehatan darurat juga disiapkan jika diperlukan. Tenaga medis dan paramedis ditambah jumlahnya dan dilatih khusus untuk tanggap darurat bencana.

9. Koordinasi dan Kerja Sama Antar Instansi

Koordinasi dan kerja sama antara berbagai instansi teknis terkait penanggulangan bencana terus ditingkatkan. Mulai dari BPBD, dinas kesehatan, dinas PU, Basarnas, TNI/Polri, relawan, hingga Palang Merah Indonesia. Koordinasi rutin digelar guna memastikan kesiapan dan rencana kontinjensi setiap instansi saat keadaan darurat bencana.

10. Sosialisasi kepada Masyarakat

Sosialisasi terus digencarkan kepada masyarakat terkait potensi bencana dan cara mengantisipasinya. Mulai dari himbauan waspada dini, menjaga kebersihan lingkungan, hingga menyiapkan tas siaga bencana. Warga juga diminta untuk selalu update informasi peringatan dini dari pemerintah dan segera mengikuti instruksi evakuasi saat diperlukan.

Penutup

Demikian upaya-upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Karangasem dalam mengantisipasi berbagai potensi bencana alam saat musim penghujan tiba. Dengan persiapan matang dan kerja sama semua pihak, diharapkan risiko korban jiwa dan kerugian harta benda akibat bencana dapat ditekan seminimal mungkin. Partisipasi aktif masyarakat juga sangat diperlukan untuk mewujudkan kabupaten yang tangguh menghadapi bencana.