Buruh harian lepas adalah pekerja yang bekerja pada majikan tertentu dengan sistem harian atau borongan. Mereka tidak terikat kontrak kerja jangka panjang. Buruh harian lepas umumnya berasal dari keluarga kurang mampu dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Di Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, banyak perempuan yang bekerja sebagai buruh harian lepas. Mereka bekerja di sektor pertanian dan perkebunan dengan upah harian. Dengan menjadi buruh harian lepas, para perempuan di desa ini berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Tulisan ini akan membahas peran perempuan sebagai buruh harian lepas dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga di Desa Tiyingtali. Pembahasan meliputi latar belakang perempuan menjadi buruh harian lepas, pekerjaan yang dilakukan, penghasilan yang diperoleh, serta manfaatnya bagi peningkatan kesejahteraan keluarga.
Latar Belakang Perempuan Menjadi Buruh Harian Lepas
Ada beberapa latar belakang yang mendorong perempuan di Desa Tiyingtali memilih menjadi buruh harian lepas, di antaranya:
Pendidikan Rendah
Sebagian besar perempuan buruh harian lepas di desa ini berpendidikan rendah, hanya lulusan SD atau SMP. Rendahnya pendidikan ini menyebabkan mereka sulit mendapatkan pekerjaan formal dengan gaji tetap. Oleh karena itu, menjadi buruh harian lepas menjadi pilihan yang lebih mudah karena tidak membutuhkan pendidikan tinggi.
Kurangnya Lapangan Pekerjaan
Keterbatasan lapangan pekerjaan di desa juga mendorong perempuan untuk menjadi buruh harian lepas. Pekerjaan formal langka, sementara sektor pertanian dan perkebunan membutuhkan banyak tenaga kerja musiman. Maka, menjadi buruh harian lepas dianggap sebagai salah satu peluang kerja terbaik.
Kondisi Ekonomi Keluarga
Mayoritas keluarga di Desa Tiyingtali adalah keluarga kurang mampu dengan penghasilan rendah. Suami bekerja sebagai petani atau buruh tani dengan penghasilan tidak menentu. Untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup, istri pun terdorong untuk mencari penghasilan tambahan dengan menjadi buruh harian lepas.
Dengan berbagai latar belakang tersebut, bekerja sebagai buruh harian lepas dianggap sesuai dengan kondisi perempuan desa setempat. Pekerjaan ini tidak membutuhkan pendidikan tinggi, sesuai keterampilan yang dimiliki, dan dapat menambah penghasilan keluarga.
Pekerjaan Sebagai Buruh Harian Lepas
Perempuan buruh harian lepas di Desa Tiyingtali umumnya bekerja di sektor pertanian dan perkebunan. Jenis pekerjaan yang dilakukan antara lain:
Bekerja di Sawah
- Menanam padi
- Mencabut rumput
- Membersihkan saluran irigasi
- Memupuk dan menyemprot pestisida
- Memetik hasil panen padi
Bekerja di Kebun
- Menanam bibit kelapa, cengkeh, dan tanaman lainnya
- Membersihkan rumput dan gulma
- Menyemprot pestisida
- Memetik hasil panen buah atau sayuran
- Mengangkut hasil panen
Bekerja di Rumah Majikan
- Membersihkan rumah dan halaman
- Mencuci pakaian
- Memasak
- Mengasuh anak
- Merawat orang tua/sakit
Para perempuan biasanya bekerja 6-8 jam per hari, tergantung permintaan dari majikan. Mereka bekerja dengan sistem borongan atau harian dengan upah rata-rata Rp 25.000 – Rp 50.000 per hari.
Penghasilan mereka bergantung pada banyaknya hari kerja dalam sebulan. Musim panen menjadi masa sibuk karena banyak permintaan tenaga kerja untuk memetik hasil panen. Sebaliknya, di luar musim panen, pekerjaan dan penghasilan berkurang.
Kontribusi terhadap Kesejahteraan Keluarga
Meski dengan penghasilan yang tidak besar, perempuan buruh harian lepas memberikan kontribusi penting bagi peningkatan kesejahteraan keluarga. Berikut adalah beberapa manfaat yang diperoleh:
Tambahan Penghasilan
Penghasilan dari buruh harian lepas, meski tidak besar, tetap bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari seperti bahan makanan pokok, biaya sekolah anak, biaya kesehatan, dan lainnya. Penghasilan tambahan ini sangat membantu meringankan beban ekonomi keluarga.
Meningkatkan Daya Beli Keluarga
Dengan adanya penghasilan tambahan dari sang istri, daya beli keluarga meningkat. Keluarga jadi mampu membeli kebutuhan sekunder seperti pakaian baru, perabot rumah tangga, atau perbaikan rumah meski dalam jumlah terbatas. Ini sedikit demi sedikit meningkatkan kesejahteraan material keluarga.
Tabungan dan Investasi Masa Depan
Sebagian kecil penghasilan buruh harian lepas disisihkan untuk tabungan atau investasi jangka panjang, seperti membeli ternak atau lahan pertanian. Tabungan ini dipersiapkan untuk biaya pendidikan anak, biaya pernikahan, atau memulai usaha mandiri di masa depan.
Mandiri secara Finansial
Dengan memiliki penghasilan sendiri, perempuan buruh harian lepas menjadi lebih mandiri secara finansial. Mereka tidak bergantung sepenuhnya pada suami dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun kebutuhan pribadi dan anak-anak.
Meningkatkan Peran dan Harga Diri
Bekerja dan memberikan kontribusi pendapatan bagi keluarga membuat posisi perempuan menjadi lebih dihargai. Mereka menjadi lebih percaya diri dan merasa berdaya karena bisa membantu suami dalam mencari nafkah. Harga diri dan martabatnya sebagai perempuan menjadi lebih tinggi.
Mengurangi Ketergantungan pada Suami
Kontribusi finansial membuat posisi perempuan lebih sejajar dengan suami. Mereka tidak bergantung total pada suami dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini dapat mengurangi potensi konflik dalam rumah tangga terkait masalah ekonomi dan ketergantungan finansial.
Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Keluarga
Pendapatan dari buruh harian lepas memperkuat ketahanan ekonomi keluarga terutama pada masa-masa sulit. Jika suami kehilangan pekerjaan atau gagal panen, istri dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup dari penghasilannya sebagai buruh lepas. Keluarga menjadi lebih mampu menghadapi guncangan ekonomi.
Memberdayakan Perempuan Secara Ekonomis
Melalui perannya sebagai pencari nafkah tambahan, perempuan mendapat pemberdayaan ekonomi. Mereka mendapatkan akses dan kontrol atas sumber pendapatan sendiri. Kemandirian finansial ini dapat menjadi fondasi untuk pengembangan diri dan peningkatan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat.
Tantangan yang Dihadapi
Meski memberi banyak manfaat, peran perempuan sebagai buruh harian lepas juga tidak lepas dari berbagai tantangan, di antaranya:
Penghasilan Tidak Tetap
Penghasilan dari buruh lepas bersifat tidak tetap dan fluktuatif mengikuti musim dan ketersediaan pekerjaan dari majikan. Tidak ada jaminan penghasilan minimum bulanan. Ini seringkali membuat perencanaan keuangan keluarga menjadi sulit.
Jam Kerja Panjang
Buruh lepas kerap bekerja hingga 8-10 jam per hari. Waktu kerja yang panjang ini dapat melelahkan dan berdampak pada kesehatan serta kualitas waktu untuk keluarga.
Risiko Kecelakaan Kerja
Pekerjaan fisik di sektor pertanian dan perkebunan memiliki risiko kecelakaan cukup tinggi, seperti terpeleset, terkena alat tajam atau racun pestisida. Kecelakaan ini dapat berakibat cidera bahkan kematian.
Kurangnya Perlindungan Sosial
Buruh lepas umumnya tidak mendapat jaminan perlindungan sosial seperti JAMSOSTEK atau BPJS Ketenagakerjaan. Mereka tidak mendapat tunjangan hari tua, kecelakaan kerja, atau pelayanan kesehatan yang memadai.
Rentan Perselisihan dengan Majikan
Minimnya perlindungan hukum dan lemahnya posisi tawar menyebabkan buruh lepas rentan mengalami perselisihan dengan majikan terkait upah dan kondisi kerja. Kasus pemutusan hubungan kerja sepihak juga kerap terjadi.
Upaya Penguatan Peran Perempuan Buruh Harian Lepas
Untuk mengoptimalkan peran perempuan buruh lepas serta mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, diperlukan berbagai upaya penguatan, di antaranya:
Peningkatan Pendidikan dan Keterampilan
Pemerintah desa dan institusi terkait perlu memberikan pelatihan keterampilan tambahan selain pertanian, seperti menjahit, memasak, atau ketrampilan wirausaha mandiri. Pendidikan informal juga penting agar perempuan buruh lepas dapat meningkatkan kapasitas dan perannya.
Penyediaan Akses Permodalan
Akses ke pinjaman murah dan skema microcredit dapat membantu buruh lepas mendapat modal usaha mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada majikan. Pemerintah desa dapat bekerja sama dengan lembaga keuangan untuk menyediakan fasilitas ini.
Peningkatan Akses Jaminan Sosial
Skema asuransi dan jaminan sosial yang terjangkau perlu disediakan untuk buruh lepas. Bisa bekerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan, asuransi swasta, atau membentuk koperasi buruh lepas untuk sistem jaminan sosial mandiri.
Pendidikan Pengelolaan Keuangan
Pelatihan pengelolaan keuangan perlu diberikan untuk meningkatkan literasi keuangan buruh lepas. Mereka perlu memahami cara menyusun anggaran, menabung dan berinvestasi, serta mengelola pinjaman dan risiko dengan bijak.
Peningkatan Keterampilan Berorganisasi
Untuk meningkatkan posisi tawar dan perlindungan hak-haknya, buruh lepas perlu dibekali keterampilan berorganisasi dan bernegosiasi dengan majikan. Mereka bisa membentuk serikat buruh atau kelompok tani perempuan untuk memperkuat posisi tawar.
Dukungan Keluarga dan Masyarakat
Dukungan moral dan penghargaan dari keluarga serta masyarakat desa penting untuk meningkatkan harga diri dan semangat kerja buruh perempuan. Stigma negatif terhadap pekerjaan buruh lepas perlu dikikis untuk menciptakan lingkungan yang mendukung.
Kesimpulan
Peran ganda perempuan sebagai buruh harian lepas di sektor pertanian dan perkebunan memberikan kontribusi ekonomi penting bagi peningkatan kesejahteraan keluarga. Meski tantangan yang dihadapi cukup besar, upaya pemberdayaan melalui peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan akses terhadap layanan keuangan dan perlindungan sosial dapat mengoptimalkan peran perempuan buruh lepas demi kemajuan perekonomian keluarga dan kesejahteraan masyarakat desa.