Perencanaan Jalan Alternatif Di Desa Tiyingtali

Di Kabupaten Karangasem khususnya di desa Tiyingtali dan Tuminggal keterbatasan sarana transportasi masih menjadi permasalahan baik dari segi akses penghubung jalan maupun medan yang dominan berupa perbukitan yang menyebabkan pergerakan lalu lintas baik barang maupun manusia kurang efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan jalan alternatif untuk mengurangi waktu tempuh dari jalan yang sudah ada.

Perkerasan yang dipakai dalam perencanaan ini yaitu perkerasan lentur (flexible pavement). Perkerasan lentur adalah jenis konstruksi perkerasan bidang permukaan jalan dengan bahan campuran beraspal sebagai lapisan permukaan, serta bahan berbutir dalam hal ini agregat sebagai bahan lentur pada lapisan bawahnya. Alasan perencanaan ini menggunakan perkerasan lentur dikarenakan fungsi jalan pada perencanaan ini yaitu jalan lokal yang dimana harus memperhitungkan secara ekonomis sesuai dengan kondisi setempat, dan tingkat keperluan sehingga konstruksi perkerasan jalan yang direncanakan itu adalah yang optimal.

Perencanaan Ruas Jalan Tiyingtali – Tumingal dimulai dari STA 0 + 000 sampai dengan STA 1 + 200. Perencanaan ini bertujuan untuk mendapatkan perencanaan jalan yang aman, nyaman, dan ekonomis. Sehingga memudahkan untuk mencapai suatu lokasi dan menghasilkan suatu tingkat kenyamanan dan keamanan bagi pengguna jalan.

Tujuan studi saat ini adalah untuk dapat merencanakan alinyemen horizontal, alinyemen vertikal, tebal perkerasan jalan alternatif berdasarkan data lalu lintas pada ruas Tiyingtali-Tumingal, dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi perencanaan jalan yang dilakukan penulis terletek di Desa Tumingal, Kecamatan Abang, Kabubaten Karangasem, Provinsi Bali. Perencanaan jalan ini direncanakan mulai dari STA 0 + 000 sampai dengan STA 1 + 200.

Data Lalu Lintas

Data lalu lintas ini didapatkan melalui Dinas PUPR Kabupaten karangasem yang merupakan data lalu lintas tahun 2021. Berdasarkan data tersebut diketahui jenis kendaraan dan jumlah kendaraan yang melewati jalan Tiyingtali – Tumingal dalam waktu 1 hari.

Data CBR

Data CBR ini didapatkan melalui Dinas PUPR Kabupaten Karangasem yang merupakan data lalu lintas tahun 2021. Data CBR digunakan untuk menentukan tebal perkerasan jalan.

Analisis Data

Analisis data pada jurnal ini membahas mengenai persamaan yang di pakai dalam perencanaan geometrik jalan dan perkerasan lentur. Data yang dipakai dalam perkerasan lentur yaitu: CBR, reliabilitas (R), deviasi normal standar (ZR), gabungan standar eror untuk perkiraan lalu lintas dan kinerja (So), indeks permukaan (IP), modulus resilen (MR), Ipt, Ip0, jumlah beban gandar tunggal standar kumulatif (Wt18).

Persamaan-persamaan yang digunakan dalam analisis perencanaan adalah sebagai berikut:

  1. Perhitungan Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (VLHR)
  2. Perhitungan Kecepatan Rencana (V)
  3. Perhitungan Radius Minimum (Rmin)
  4. Perhitungan Sudut Lengkung Spiral (θs)
  5. Perhitungan Panjang Busur Lingkaran (Lc)
  6. Perhitungan Pergeseran Tangen terhadap Spiral (p)
  7. Perhitungan Absis dari p pada Garis Tangen Spiral (k)
  8. Perhitungan Panjang Tangen dari Titik PI ke Titik TS atau ST (Ts)
  9. Perhitungan Jarak dari PI ke Busur Lingkaran (Es)
  10. Perhitungan Jarak Lurus Lengkung Peralihan (Xs)
  11. Perhitungan Jarak Tegak Lurus ke Titik SC pada Lengkung (Ys)
  12. Perhitungan Jarak Pandang Henti (Jh)
  13. Perhitungan Kecepatan Rencana (V)
  14. Perhitungan Radius Lengkung (R’)
  15. Perhitungan Beban Gandar Standar (Wt)
  16. Perhitungan Lebar Perkerasan yang Ditempati Satu Kendaraan di Tikungan pada Lajur Sebelah Kanan (B)
  17. Perhitungan Radius Lengkung untuk Lintasan Luar Roda Depan (Rc)
  18. Perhitungan Panjang Lengkung Peralihan (L)
  19. Perhitungan Panjang Minimum Lengkung Peralihan (Lmin)
  20. Perhitungan Selisih Tinggi Maksimum (Ev)
  21. Perhitungan Perubahan Lebar Perkerasan pada Bagian Tikungan (U)
  22. Perhitungan Lebar Total Perkerasan pada Bagian Lurus (Bt)
  23. Perhitungan Lebar Total Perkerasan Tambahan pada Bagian Tikungan (Ab)
  24. Perhitungan Modulus Resilen (MR)
  25. Perhitungan Jumlah Beban Gandar Standar Kumulatif (Wt18)

Skema Perencanaan

Perencanaan geometrik jalan dilakukan sesuai dengan metode Bina Marga dan perkerasan tebal jalan mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur. Adapun tahapan perencanaan adalah sebagai berikut:

  1. Perhitungan Volume Lalu Lintas
    Volume lalu lintas dihitung berdasarkan data jumlah dan jenis kendaraan yang melintas. Kemudian dikalikan dengan emp untuk masing-masing jenis kendaraan.
  2. Perencanaan Geometrik Jalan
  • Menentukan kecepatan rencana berdasarkan kelas jalan
  • Menentukan lebar jalur lalu lintas dan bahu jalan
  • Merencanakan alinyemen horizontal
    • Menghitung jari-jari minimal lengkung horizontal
    • Merencanakan lengkung peralihan (spiral-circle-spiral atau spiral-spiral)
  • Merencanaan alinyemen vertikal
    • Menghitung kelandaian maksimum
    • Merencanakan kelandaian dan lengkung vertikal
  1. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
  • Input data (CBR, jumlah kendaraan, dll)
  • Analisis tebal lapis perkerasan menggunakan metode analisa komponen
  • Menentukan tebal masing-masing lapis perkerasan (lapis pondasi, lapis pondasi atas, lapis permukaan)
  1. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
  • Menghitung volume pekerjaan (galian, timbunan, drainase, marka jalan, rambu, dll)
  • Menghitung kebutuhan bahan dan upah
  • Menghitung biaya total konstruksi

Dengan tahapan perencanaan tersebut, diharapkan dapat dihasilkan perencanaan jalan yang optimal dari sisi geometrik, tebal perkerasan, dan biaya konstruksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data dan analisis perencanaan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

  1. Volume Lalu Lintas

Jumlah kendaraan yang melintas dalam 1 hari pada ruas jalan Tiyingtali – Tumingal adalah 61 kendaraan yang terdiri dari 60 kendaraan ringan dan 1 truk 2 as. Dengan mengalikan jumlah kendaraan dengan emp, maka diperoleh Volume Lalu Lintas Harian Rata-Rata (VLHR) sebesar 571.

  1. Perencanaan Geometrik Jalan
  • Kecepatan rencana ditetapkan 30 km/jam sesuai kelas jalan lokal.
  • Lebar lajur lalu lintas 3 m dan lebar bahu jalan 0.5 m
  • Alinyemen horizontal
    • Jari-jari lengkung horizontal minimal 14 m
    • Direncanakan 1 lengkung spiral-circle-spiral dan 2 lengkung spiral-spiral
  • Alinyemen vertikal
    • Kelandaian maksimum 12%
    • Kelandaian rata-rata 7%
    • Lengkung vertikal cembung dan cekung
  1. Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur

Berdasarkan data CBR rata-rata 5.1% dan VLHR 571 kendaraan/hari, dengan menggunakan metode analisa komponen didapat tebal perkerasan sebagai berikut:

  • Lapis permukaan (surface course) = 2,5 cm
  • Lapis pondasi atas (base course) = 10 cm
  • Lapis pondasi bawah (sub base course) = 10 cm
  1. Rencana Anggaran Biaya

Total biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan sepanjang 1,2 km adalah Rp15.268.910.000,00. Biaya tersebut meliputi biaya konstruksi, pekerjaan persiapan, pekerjaan tanah, saluran tepi jalan, dan lain-lain.

Dengan perencanaan tersebut diharapkan dapat memberikan kemudahan akses dan kenyamanan bagi pengguna jalan di wilayah Tiyingtali dan Tumingal. Selain itu juga dapat mengurangi waktu tempuh dibandingkan jalan yang sudah ada sebelumnya.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari perencanaan jalan alternatif Tiyingtali – Tumingal ini adalah:

  1. Volume lalu lintas harian rata-rata pada ruas jalan tersebut adalah 571 kendaraan/hari.
  2. Perencanaan geometrik jalan meliputi:
    • Kecepatan rencana 30 km/jam
    • Lebar lajur 3 m dan bahu jalan 0,5 m
    • 1 lengkung SCS dan 2 lengkung SS untuk alinyemen horizontal
    • Kelandaian maksimum 12% dan rata-rata 7% untuk alinyemen vertikal
  3. Tebal perkerasan lentur terdiri dari:
    • Lapis permukaan 2,5 cm
    • Lapis pondasi atas 10 cm
    • Lapis pondasi bawah 10 cm
  4. Total biaya konstruksi jalan sepanjang 1,2 km adalah Rp15.268.910.000,00

Dengan perencanaan tersebut diharapkan dapat memperlancar arus lalu lintas dan meningkatkan aksesibilitas di wilayah Tiyingtali dan Tumingal, Kabupaten Karangasem, Bali.